Powered by Blogger.

Saturday, December 21, 2013

Maafkan Ummi, nak...

0 komentar
Salam,,

Hari ini, adalah hari pertama saya kembali ke kantor setelah tiga bulan penuh menikmati hari-hari cuti sebagai ibu rumah tangga sejati. Alhamdulillah...hari ini berbarengan juga dengan hari pertama memasuki kantor baru. Iya, kami sudah mutasi ke kabupaten Majene. Walaupun kami belum mendapatkan rumah kontrakan, tapi alhamdulillah ada kos-kosan bagus untuk tinggal kami sementara sembari mencari-cari rumah. Maklum, Majene kota kecil yang belum semaju Polewali sehingga jarang pengunjung dari kota lain. Akibatnya, sangat sedikit orang meniatkan diri menyediakan rumah kontrakan.

Hari pertama masuk kantor, senang sekali karena ketemu dengan teman seangkatan, dengan kakak-kakak tingkat, teman-teman baru dan tentunya suasana baru. Karena belum ada pengasuh dan saya juga belum mantap apakah cari pengasuh atau tidak, akhirnya Safanah saya ajak ke kantor. Awalnya seneng...karena di kantor ada juga mbak tingkat yang juga bawa anak seumuran Safanah. Safanah sering dipinjami ayunannya dan ternyata dia seneng banget.

Tapi sesampainya di rumah, sedih sekali melihat Safanah mukanya sayu setelah saya turunkan dari gendongan. Wajahnya terlihat letih. Tiba-tiba saya teringat suatu hari saat saya masih menginjak bangku SD. Pernah suatu hari teman saya sepulang dari sekolah mampir ke rumah saya. Saya ingat betul waktu itu dia berkata pada saya, "Kamu enak ya, punya ibuk di rumah, tiap pulang sekolah udah dimasakin. Aku selalu disuruh beli makan sendiri". Tiba-tiba saya merasa bersyukur sekali punya ibuk di rumah. Iba rasanya melihat teman-teman saya yang pulang ke rumah tidak ada ibunya yang membantu melepaskan sepatu dan pakaian seragamnya seperti ibuk. Dan hari ini, saya berkaca-kaca melihat Safanah yang keletihan karena seharian dibawa ke kantor. Membayangkan beberapa tahun ke depan ketika saya harus bekerja dan meninggalkan anak di rumah bersama pengasuh. Maafkan Ummi, nak... Gara-gara Ummi, Safanah harus tidur di dekat parkiran motor karena di dalam kantor panas. Gara-gara Ummi, beberapa kali kudekap erat Safanah karena kaget kedinginan diterpa angin saat naik motor. Gara-gara Ummi, Safanah sering kepanasan matahari siang ditambah debu yang bertebaran.

Karena itulah, saya berjanji dalam hati untuk selalu memberikan yang terbaik buat Safanah. Yang terpenting adalah saya bisa lebih banyak berinteraksi dengannya walaupun saya juga harus bekerja, tetapi tidak juga membuatnya keletihan seperti hari ini.

Ya Robb...berikanlah yang terbaik untuk Safanah, untuk kami semua. Aamiin.

Friday, December 6, 2013

Wherever You Are, That's the Part of Your Destiny

0 komentar

Salam,,

Rintik hujan sudah tak terdengar lagi. Tapi aroma dinginnya masih menyelimuti hening malam ini. Selimut dan wajah lugu kalian dalam lelap di sampingku sungguh terasa menyempurnakan. Hhhh...sayangnya mata ini masih sulit terpejam untuk menjelajah alam mimpi bersama kalian.

Alhamdulillah...kepastian yang ditunggu-tunggu datang juga. Kami akan segera pindah ke tempat tugas baru di kabupaten sebelah. Pengalaman berpindah-pindah tempat sejak kecil membuatku terbiasa dengan hal seperti ini. Walaupun kemarin saat hendak berangkat menuju pulau ini, pulau yang tanahnya belum pernah tersentuh telapak kakiku, saya sempat merasa khawatir. Membayangkan suasana yang mungkin jauh berbeda dari tempat-tempat sebelumnya, orang-orang yang mungkin jauh berbeda dari orang-orang yang sebelumnya kukenal, bahasa yang sebelumnya tak pernah ku mengerti, bla bla bla dan sebagainya. Untungnya aku datang ke pulau ini tak sendiri. Dan setelah kujalani hingga saat ini, biasa-biasa saja, bahkan di luar dugaan. Kekhawatiran yang lalu adalah hal yang tidak perlu. Semua berjalan tidak jauh berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Justru banyak hal baru yang kualami, banyak cerita yang bisa kubagi dengan mereka di sana. 

Yogyakarta, satu tahun yang lalu

Hidup di dunia adalah perjalanan singkat. Kadang kita memang terlalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu yang sebenarnya tak perlu dirisaukan. Banyak hal yang jauh lebih penting untuk kita risaukan, seperti apa yang persiapkan dengan waktu kita di dunia ini. Yakin saja, Allah telah mengatur semuanya dengan sangat rapih. Dia tidak akan memberikan sesuatu yang di luar batas kemampuan kita. Selama nafas masih berhembus, maka selama itu juga nikmat dan rezeki dari Allah akan terus mengalir. Semua sudah teratur dengan baik. Kita tinggal menjalaninya sesuai apa yang diperintahkan. Ketika menemui hal baru, maka bersyukurlah, karena berarti Allah memberika alur cantik dan bervariasi untuk hidup kita.

Polewali Mandar Sulbar, hari ini
So, dimanapun kita berada, itulah bagian dari takdir kita... 
Selamat malam, ^^