Powered by Blogger.

Sunday, September 1, 2013

'Kepo', Salahkah?

Salam,,

Akhir-akhir ini banyak sekali istilah-istilah baru dalam percakapan, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dan salah satu yang saya sering dengar baru-baru ini adalah kata 'Kepo'. Awalnya saya tidak mengerti sama sekali makna kata gaul yang satu ini. Kadang bingung juga kalau di tengah perbincangan saya sering dengar orang bilang, "Ih...kepo banget deh". Apaaa..coba??



Dan seiring bertambahnya aktivitas saya di beberapa media sosial, akhirnya saya mulai 'ngeh' apa itu arti kata 'Kepo'. Bahkan saya pernah searching di google dengan keyword 'arti kepo' lho, hihi. Dan yang saya dapat adalah ternyata 'Kepo' itu akronim dari "Knowing Every Particular Object", yang merupakan sebutan untuk orang yang selalu ingin tahu detail dari sesuatu. Yaa ampun...! *garuk-garuk kepala*

Kemudian dari sanalah saya menyadari kalau ternyata selama ini saya punya satu kebiasaan yang namanya 'Kepo', uuupppss! Ya, saya punya kebiasaan ketika mulai masuk di dunia maya terutama di media sosial, sering pingin tahu apa-apa detail karakter dari beberapa orang yang saya 'Kepo'-in. Untungnya...setelah saya pikir-pikir, aktivitas 'Kepo' yang saya jalani ini insya Allah positif dan bermanfaat. Kok bisa?

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ، فَقَالَ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الحَقِّ، فَقَالَ رَجُلٌ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلاَنٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ

Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji) kecuali pada dua orang: seorang yang dipahamkan oleh Allah tentang al-Qur-an kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan al-Qur-an)nya dan berkata: “Duhai kiranya aku diberi (pemahaman al-Qur-an) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan seperti (membaca al-Qur-an) seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yang benar, lalu ada orang lain yang berkata: “Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan (bersedekah di jalan Allah) seperti yang diamalkannya” (HR. Al-Bukhari).
  
Kenapa tiba-tiba saya tampilkan hadist di atas?
Ya, karena jujur saya banyak merasa iri dengan mereka yang disebutkan dalam hadist di atas. Dan alhamdulillah....iri seperti ini diperbolehkan. Beruntung, mereka-mereka ini sudah mulai banyak beraktivitas di media sosial walaupun orang-orang dengan golongan di atas tidak terlalu aktif di dunia maya, tapi saya yakin setiap apa yang mereka share selalu bermanfaat dan membawa hikmah.

Itulah salah satu yang mendorong saya melakukan aktivitas 'Kepo' di dunia maya, karena saya sering merasa iri dengan mereka sosok-sosok penuh keteladanan. Sebagai informasi, kebanyakan mereka yang saya 'Kepo'-in adalah para muslimah-muslimah sejati, muslimah cerdas dan kreatif, baik teman yang sudah dikenal, yang lebih tua maupun lebih muda, atau bahkan temannya teman saya.

Mengikuti segala aktivitas mereka di media sosial, melihat tutur bahasa tulisannya, melihat apa-apa saja yang ia share merupakan salah satu tempat belajar bagi saya. Walaupun karakter pasti berbeda-beda, tapi selalu ada hikmah dan pesan berharga yang saya dapat dari mereka. Kadang saya juga sering tebal muka untuk sok kenal sok deket dengan mereka demi mau sharing sesuatu, hihi. 

Jadi, saya sepakat bahwa 'Kepo' itu tidak melulu berkesan negatif karena ternyata jika kita bisa menempatkan aktivitas 'Kepo' ini dalam tataran yang benar, insya Allah akan sangat bermanfaat. So...yuk, berlomba-lomba dalam kebaikan ^^

Semangat!


0 komentar:

Post a Comment